Judul Buku : Filosofi Kopi
Penulis : Dewi ‘Dee’ Lestari
Penerbit : Gagas Media
Cetakan : 8 / 2007
Tebal : 146 halaman
Dewi
Lestari, penyanyi kondang asal Bandung, kelahiran 20 Januari 1976, yang terkenal
lewat trio Rida Sita Dewi ini, kembali hadir menyemarakkan dunia sastra
Indonesia setelah novel serialnya yang fenomenal, Supernova, terbit di
pertengahan 2004. Setelah sukses dengan Supernova yang mengundang banyak
decak kagum, mojang bandung yang lebih dulu dikenal sebagai seorang
penyanyi ini selalu dibanjiri pertanyaan, “Mengapa tiba-tiba menulis?”
dan menurut pengakuannya, bakat menulis dan kesenangannya berolah vokal
berjalan beriringan.
Dan
kini, dipertengahan 2006, Dewi lestari, atau yang akrab di sapa ‘Dee’, sebagai nama penanya,
hadir dengan sekumpulan cerita pendek karya pribadinya dalam kurun waktu 1 dekade terakhir. Delapan belas karya dalam bentuk yang bervariasi ini
merupakan kumpulan cerpennya yang pertama dengan tema-tema ringan namun
sarat akan arti. Kumpulan sastra cerita maupun prosa yang sarat makna dan memiliki esensi sastra yang menakjubkan.
Filosofi Kopi,
ketika membaca judulnya hanya sepintas, memang cukup unik, namun tidak
banyak orang – khususnya remaja – yang langsung jatuh hati lantas
langsung membawanya ke kasir. (kecuali saya yang gila kopi, saya langsung menggondolnya ke meja pustakawan, hehe).
Bahasa yang digunakan Dee memang ringan, tapi bukan Dee
namanya jika membiarkan kalimat itu sederhana tanpa ornament khas
sastra, ia telah sukses membuat banyak penggemarnya berpikir dalam
Supernova, maka dalam penggarapan cerpennya ini, ia menyelipkan
interpretasi yang membutuhkan usaha lebih dari sang pembaca untuk
meluangkan waktu dua atau tiga kali membaca. Jadi wajar, jika kalangan
remaja tingkat menengah kurang tertarik, karena karakter remaja memang
lebih menyukai cerita instant pop sejenis Teenlit. Walau
demikian, pesan yang ingin Dee sampaikan pada tiap lembar cerita yang
disuguhkan, sesungguhnya sangat dekat dengan kehidupan dan remaja juga
didalamnya.
Jika
ada yang memikat pada Dee adalah cara dia bertutur: Dee peka pada ritme
kalimat. Dengan sangat apik ia tahu kapan suatu momen disentuh,
diberikan suatu kejutan yang menyebabkan kening berkenyit, atau momen
mana yang membuat kita tersenyum atau sekedar bergumam, mmm…gue banget. Tidak kalah penting, ritme yang diciptakan oleh Dee tidak mendayu-dayu. (rasanya hebat banget nih buku). Juga tidak berbelit, bahkan cenderung rapi. Dee dalam Filosofi Kopi membalut tema-tema tabu lewat cara pandang yang lain.
Dari
delapan belas cerita dengan tema berbeda, dua cerita yang terlihat
menyentuh hati dan penuh tragedi. Kedua cerita itu adalah “Filosifi
Kopi” dan “Mencari Herman”. Kedua cerita ini mengandung makna yang
sangat menyentuh hati. Dapat di lihat dari cerita “Filosofi Kopi”
menceritakan tentang seseorang bernama Ben yang pergi berkeliling dunia,
mencari koresponden di mana pun demi mendapatkan kopi – kopi terbaik
dari seluruh negeri. Menjajal rasa kopi sana-sini dengan gaya backpacker yang asik. Sampai tibalah saatnya Ben kembali dari perjalanan panjangnya mencari jati diri sebiji kopi. Dia dan Jody, sahabatnya membuka kedai kopi
mereka sendiri.
Yang
membuat café ini istimewa adalah pengalaman ngopi yang di ciptakan Ben.
Ia tak hanya sekedar meramu sebuah kopi saja, tetapi ia menarik arti,
membuat analogi, hingga terciptalah satu fiosofi untuk setiap jenis
ramuan kopi. Contohnya saat membuat Kopi Tubruk, akan ada secarik kertas bertuliskan tentang kopi tubruk yang melambangkan Kejujuran. Setiap hari kedai kopinya ramai oleh orang-orang yang memesan kopi untuk kenikmatan, suasana, sekaligus memawaskan diri dengan kopi dan karakter diri mereka. Sampai Ben menemukan puncak kenikmatannya sebagai bartender, dia meracik sebuah ramuan demi tantangan seorang pelanggan yang menginginkan Kopi yang benar-benar sempurna ! lahrilah "Ben Perfecto". Menu kopi yang akhirnya menjadi pilihaan utama pelanggan dan tentunya dengan harga yang berbanding lurus dengan rasa dan namanya.
Sampai akhirnya sebuah kesederhanaan dari Kopi Tiwus, ramuan kopi dari kedai seorang bapak sederhana yang letaknya jauh, sangat jauh dari perkotaan, menjatuhkan kepercayaan dari nama bangga "Ben Perfecto" akan kesempurnaan. Cerita yang dikemas secara menarik ! Saya tak bisa mengungkapkannya sendiri >.<
Membaca keseluruhan cerita yang tersuguhkan dalam Filosofi Kopi, membuat
pembaca peka akan hal-hal remeh yang sesungguhnya merupakan hal-hal
besar jika setiap kita mampu menarik hikmah di tiap hal yang remeh itu.
Sebut saja judul-judulnya, Surat yang tak pernah sampai, selagi kau lelap, diam, sikat gigi, cuaca, spasi, lilin merah, dan deretan judul lainnya.
Kesimpulannya,
bagi mereka yang suka sekali minum kopi sambil membaca bacaan ringan
menginspirasi, atau bagi mereka yang suka membaca santai tapi bisa
mendapatkan muatan lebih, Filosofi Kopi bisa dijadikan teman karib
tags by thislearner.blogspot.com and Google dengan sedikit penggubahan
Komentar Secangkir Kopi tentang "FILOSOFI KOPI":
Sesaat setelah saya menemukan dan menarik buku ini dari rak buku fiksi berdebu Perpustakaan daerah Gresik lantai 3 , saya sempat terdiam lumayan lama, terpekur, hanyut dalam fantasi liar yang ada di benak saya, saya pikir "Apa-Apaan ini!!!"
Telah bertahun-tahun sejak saya mencintai sebiji kopi yang gosong telah disangrai, ini untuk pertama kalinya saya menemukan sebuah buku dari seorang penulis yang benar-benar SAYA SEKALI !
Jujur, meskipun telah ada larangan dari dalam hati dan fikiran saya "Jangan menilai buku hanya dari sampulnya saja", tapi ,melihat cover Filosofi Kopi saja saya sudah benar-benar tertarik, benar-benar TERTARIK !
Tanpa ba-bi-bu lagi saya langsung menculik buku ini dan langsung meminjamnya. Sore harinya di rumah, ditemani dengan secangkir kopi instan saya mulai menelanjangi setiap carik-carik buku ini satu per satu. Dengan kegilaan dari hasrat dan gelora yang menggebu-gebu, saya mencintai setiap inci dari buku ini. . seluruhnya, tanpa celah.
Dengan bahasa yang rapi, ringan, tertata apik, serta makna yang pas dan tidak berlebihan. Buku ini cocok sebagai Teman minum kopi sore anda ! Selamat berburu jika BERMINAT ^.^