Secangkir kopi, apalah arti
secangkir kopi ??
tentang kepahitan? kekentalan?
keharuman? kepekatan?
ayolah, ini tidak akan jadi diskusi
panjang nan rumit bin njelimet yang tersusun dengan kosa-kata yang baku dan
tidak menarik
Buat ini mudah dengan Secangkir Kopi
Dengan secangkir Kopi
aku mengawali hariku. .
Aromanya, hangatnya, minum kopi itu
seperti menjalani hidup, perlahan tapi pasti, dinikmati
Lalu rasanya, hmm. . jujur!
selama aku kenal yang ada adalah KOPI adalah minuman paling jujur. Paling mengerti
tentang aku, tentang hidupku. .
Di tengah hidup yang terasa pahit,
kelam rasanya, sakit, hampa dan hambar rasanya, gula-gula manis berwujud cinta,
kasih sayang, dan rasa ingin berbagi akan melebihi segalanya. Membayar hidup
dengan kenikmatan yang luar biasa meskipun hidup kita dikemas dengan cara yang
sedemikian rupa. . .
Seperti secangkir kopi, meskipun air
hitam kental bernama minuman KOPI itu dikemas dalam wadah dari tembaga khas
orang-orang di penjara, itu tetaplah kopi. Kita memilih kopi untuk meminumnya,
bukan memakan wadahnya. Jadi, esensi asli dari kopi bukanlah saat kita bertanya
tentang wadahnya, tentang keramik sebagai wujudnya, ataupun gelas kaca dan
porselen yang menaunginya. Kita memilih KOPI bukan Kemasannya.
Hal tersebut telah mencerminkan
kehidupan pribadi kita sehari-hari. Kebanyakan dari orang-orang yang saya
kenal, memilih pasangan dengan dilihat dari tampang, kecantikan, kekayaan,
maupun ketenaran. Padahal hal-hal tersebut tidak akan abadi dan lekang oleh
waktu. Sama seperti kopi, kita tidak memilih kemasannya, tapi isinya. Memilih
pasangan hidup dengan melihat bagian dalamnya, sifat aslinya, watak,
karakter, dan hatinya, bukan hanya sekedar hal-hal yang kasat mata saja.
Atau kita bisa menganggapnya sebagai
kehidupan normal. Kehidupan bagai kopi,
sedangkan pekerjaan,uang dan posisi dalam masyarakat adalah cangkirnya. Cangkir
bagaikan alat
untuk memegang dan
mengisi kehidupan. Jenis cangkir yang kita miliki tidak mendefinisikan
atau juga mengganti kualitas kehidupan yang kita hidupi. Seringkali,
karena berkonsentrasi hanya pada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi
yang Tuhan sediakan bagi kita.
Tuhan memasak dan
membuat kopi, bukan cangkirnya. Jadi nikmatilah kopinya,jangan
cangkirnya.Sadarilah jika kehidupan anda itu lebih penting dibanding pekerjaan
anda. Jika pekerjaan anda membatasi diri anda dan mengendalikan hidup
anda, anda menjadi orang yang mudah diserang dan rapuh akibat perubahan
keadaan. Pekerjaan akan datang dan pergi, namun itu seharusnya tidak
merubah diri anda sebagai manusia. Pastikan anda membuat tabungan
kesuksesan dalam kehidupan selain dari pekerjaan anda.
Cangkir itu
sendiri tidak mempengaruhi kualitas kopi. Dalam banyak kasus, itu hanya lebih
mahal dan dalam beberapa kasus bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa
yang kita inginkan sebenarnyaadalah kopi, bukanlah cangkirnya.
Cukup sekian tentang secangkir Kopi.
sekali lagi tentang Secangkir Kopi. Bukan Kopi dan Cangkir.
Maaf, untuk banyak hal yang mungkin
aneh dan tidak masuk akal. Saya membuat postingan ini dengan tujuan yang baik.
Hanya berbagi tentang Secangkir Kopi.
Next, Coffee is Flavour
of My Life
Some Credit for :indonesiaindonesia.com