FILOSOFI KOPI (COFFEE PHILOSOPHY)

" KOPI adalah minuman paling jujur "
"COFFEE is the most honest beverage"

WELCOME TO OUR BLOG. .

Senin, 16 Januari 2012

TODAY


T O D A Y





CAST: YOU
JUNG IL WOO
GENRE: PSYCOFFEE-REBORN (?), Angst, Fantasy
RATE : 15+
Author:  tidak terdeteksi# R I N #

disclaimer: emang disclaimer artinya apa??


Ps: Tokoh dalam cerita ini adalah milik author. Maaf apabila ada kesamaan cerita, latar, dsb.

Murni terinspirasi dari drama korea 49 Days, jadi mohon dimaklumi. . Dengan beberapa penambahan, pengurangan, dan pertimbangan.

Hope U like it ~ ^_^

#@#@#@#@#@#

Kamu berlari! Terus berlari! Tangismu pecah setelah kau lelah dan tersungkur ke tanah. Kamu meneriakkan nama eomma dan appamu sampai kamu menjadi pusat perhatian. Seorang ahjumma menyentuh pundakmu tapi dengan kasar kau menepis tangannya.

"Aku tidak mengenalmu! Jangan mendekat!" bentakmu padanya, Ahjumma itu menjauh darimu dengan bisik-bisik sindir yang keluar dari mulutnya.

Kamu tetap menangis, air matamu tumpah ruah membasahi pipi halusmu. Dengan tertatih kamu berdiri, kamu merasa lutut kananmu sangat nyeri, kamu menyentuhnya dan melihat darah segar merembes menuruni betismu, rasanya sangat perih, perih sangat perih. Tapi luka di hatimu lebih menyakitkan! Lebih perih daripada luka di tubuhmu!!

Dengan langkah yang awalnya terseok kamu nekat menyakiti dirimu dengan berlari lagi!! Kamu berlari sampai nafasmu tersengal dan tubuhmu ambruk ketanah lagi. Meringis menahan remuknya sekujur jiwa dan ragamu.

Dengan cepat beberapa namja yang berada di sekitarmu mengangkat tubuhmu. Tapi kau malah menampar salah satu dari mereka! "Aku tidak mengenal kalian! Pergi setan!" umpatmu pada orang-orang yang sudah menolongmu. Mereka meninggalkanmu dengan tatapan aneh, setiap orang yang melihat kearahmu menatapmu aneh!! Mereka melihatmu seolah kasihan, perhatian, kamu tak butuh lagi perhatian, sudah lelah kamu meminta perhatian dari orang-orang terdekatmu, tapi hasilnya nihil. Sekarang waktunya menolak setiap perhatian yang ada. . Kamu berpikir " apa aku hanya diperhatikan saat aku sedang marah saja"

Dan kamu benci! Sangat benci jika dilihat dengan tatapan seperti itu! Tatapan aneh! Meremehkan dan menjijikkan!

"pergi kalian semua!! Aarrgh!!" erangmu ke semua mata yang tertuju padamu.

Kamu bosan, kamu muak, kamu benci, kamu marah, kamu berlari lagi, memaksakan tubuhmu yang sudah penuh dengan luka dan lecet. Kamu menangis! Mengerang! Ayahmu menampar ibumu di depan matamu dan mengatai kau sebagai anak haram! Si pengacau! Bedebah! Pembangkang! Otak udang!! Segala umpatan dan sumpah serapah yang hanya dipersembahkan khusus untukmu, darah daging mereka. .

Kamu marah! Kamu bingung, lelah, sedih, dan sakit. "apakah aku benar-benar anak kalian?"

Kamu sudah berusaha memberikan yang terbaik pada Orang Tuamu tapi mereka tak sedikitpun menghargai usahamu. Mereka hanya sibuk dengan urusan mereka sendiri. Tak sedikitpun kamu merasa diperhatikan dan cintai dengan tulus oleh kedua orang tuamu. Setiap kali kalian bertiga ada di rumah yang terdengar hanya suara gelas pecah, tamparan, jerit dan tangis. Dan lagi-lagi kamu! Kamu yang menjadi korban! Kamu yang dijadikan kambing hitam untuk menutupi borok masing-masing di antara eomma dan appamu. Kamu jenuh! Kamu bosan!

Kamu ingin pergi dari kehidupanmu yang kacau. .

Kakimu membawamu berlari sampai jauh, denyut-denyut nadimu terasa sangat menyakitkan. Luka-lukamu bergesekan dengan pakaianmu yang menyebabkan perih tak terhingga, sendi-sendi tubuhmu seolah berdecit satu sama lain. Sekarang kamu berada di tempat yang bahkan kau tak tahu ada di mana. Kamu menyusuri sungai di samping kirimu dan menangis sejadi-jadinya sembari terus berjalan. Kamu melamun, memori-memori buruk bergelayut di benang-benang kusut pikiranmu. Saat-saat dimana kamu ditampar ayahmu, saat ibumu menjambak rambutmu kasar, saat dimana kamu meringkuk di ujung kamarmu, menangis kesakitan, menahan perih yang menjalar di sekujur tubuhmu, dadamu terasa sesak saat mengingat momen mengerikan seperti itu. .

"aku bukan siapapun" gumammu diantara isakmu. . Kamu terus menyusuri sungai itu sampai kamu melihat sebuah jembatan. Kamu membangun sugesti dalam dirimu sendiri, "aku sudah tak dibutuhkan di dunia ini"

kamu berlari mengejar jembatan yang jelas tak akan berpindah kemanapun, membuat suara gaduh dengan memukul-mukul pagar jembatan di sisi kirimu. Kamu mengintip ke sisi sungai dan otakmu segera membayangkan seberapa dalam sungai itu dan seberapa besar arus sungai yang akan membawa jasadmu ke dalam peraduan terakhir.


Jingga di ufuk barat tampak kemerahan. Menarik garis batas antara dunia malam dan dunia siang, kehidupan dan kematian. Matahari belum tenggelam, kamu memutuskan untuk berdiam diri sejenak menikmati sakit di sisa hidupmu yang tinggal hitungan menit.

Kamu duduk di pagar jembatan menghadap ke arah sungai sambil menanti hari berakhir. Sejenak kamu terpekur, "haruskah aku mati sekarang?"

Angin musim gugur menyisir sela-sela rambutmu. Tanganmu bergerak seolah berusaha menggapai sang awan di langit. Matamu terpejam dan setangkai kecil sakura terjatuh di kepalamu dan membangunkanmu.

"mau bunuh diri ya?" seorang namja dengan pakaian necis tiba-tiba saja sudah berdiri di atas pagar yang kau duduki.

"tak usah ikut ampur urusan orang lain" sambarmu sebal dan menunjukkan ekspresi tidak suka pada namja yang sekarang malah duduk disampingmu.

Wangi tubuhnya memancarkan aura maskulin seorang pria dewasa.

"tentang orang tua bukan?" lagi-lagi dia membuka mulut.

"tak usah ikut campur" ucapmu ketus. Kamu menggeser dudukmu menjauhinya dan memalingkan wajahmu dari pria yang kamu anggap 'pengganggu' acara persiapan bunuh dirimu itu.

"hebat sekali, menunggu saat-saat mati dengan acara ceremonial menanti matahari terbenam" pria itu berbisik di telingamu. Dan saat kamu menoleh padanya dia sudah tidak ada. Kedua bolamatamu berkontraksi mencari namja itu diantara silau sore hari.

Deruhan nafas menggelitik permukaan kulit lehermu.

"mencariku?" tanyanya mengagetkanmu, hampir saja kau terjatuh tapi dengan sigap tangannya menarik lagi tubuhmu.

"jangan mati sekarang" katanya dengan ekspresi datar.
"tadi bukanlah waktumu mati" tambahnya dingin. Namja itu melepas rengkuhannya darimu, sekarang kamu sudah berada di sisi jembatan yang aman.

"kamu siapa?" tanyamu akhirnya, kamu berpikir setidaknya kamu bisa melakukan perkenalan terakhir dengan seorang namja sebelum mati.

"apakah itu penting?" balasnya dengan suara tinggi. Membuat perasaan kacaumu berubah menjadi sebal yang tak terkirakan pada namja dihadapanmu sekarang.

Dia memiliki tinggi kira-kira 20 cm lebih tinggi darimu, rambutnya memiliki style yang aneh dengan keriting aneh berwarna sedikit kecoklatan. Bibirnya merah kecil dan hidungnya mancung. Sebuah earphone berwarna biru mencolok bertengger di lehernya. Kamu menyimpulkan namja di depanmu ini adalah namja yang lumayan dan menyebalkan.

"kenapa anak kecil tidak pernah mengerti tentang orang dewasa" ujarnya mengeja kata satu persatu, seolah mengejek niatmu bunuh diri karena ribut dengan orang tuamu.

"sudah kubilang jangan ikut campur!!" bentakmu seraya melangkah menjauhi namja itu. Kamu berjalan mengambil langkah yang berbalikan dengan namja itu.


"dengarkan aku!" dalam sekejap kedipan mata namja itu sudah berada di depan matamu, secara logika sangat tidak mungkin.

"apa maumu?!" tantangmu lelah menghadapinya. Acara bunuh dirimu yang tenang telah dirusak dengan kehadiran namja menyebalkan ini.

"makanlah" ujarnya mengulurkan sebungkus kue beras padamu, kamu menatap manik matanya lalu menginjak sepatunya "jangan ikut campur!" kamu melangkah lagi ke arah yang berlawanan dengan arah yang tadi.
Yang benar saja! Kau aru saja diremehkan! Dianggap murahan!


Kamu terus berjalan tapi tak mendengar sedikitpun suara namja kesakitan. Karena penasaran kamu menoleh kebelakang, tapi tak ada siapapun, sore itu daerah yang tak kamu kenal itu sangat sepi. Hanya ada satu-dua orang yang melintas untuk menyeberang. Kamu berpikir sepertinya namja itu sudah menyerah mengganggumu.

Sekali lagi kamu merasakan udara hangat menembus pori-pori lehermu, saat kamu berbalik. Namja berambut keriting aneh itu sudah berada tepat di hadapanmu lagi.

"makanlah" perintahnya sambil menggoyang-goyangkan bungkusan kue beras di tangannya. Benar-benar membuatmu geram!!

"Ti... " kruuk. . Suara perutmu mengatakan hal yang lebih jujur daripada lidah dan egomu.


Tangan namja itu menarik lenganmu kasar, membawamu kembali ke bagian pagar yang tadinya akan kau jadikan tempat tinggal landas.


"dengarkan, aku tidak akan mencegahmu untuk bunuh diri, tapi kamu harus menjawab pertanyaanku sampai matahari tenggelam dan kau boleh melompat sesukamu" ujar namja itu datar, dia memberikan bungkusan kue beras itu padamu dan kamu mengambilnya dengan perasaan malu luar biasa.

"setidaknya kamu mati dengan keadaan kenyang" tambah namja itu membuatmu makin sebal.

Tangan namja itu menggenggam tanganmu erat. Kamu kaget dan merasa bingung dengan apa yang dilakukan namja di hadapanmu ini.

"berjanjilah kamu menjawab pertanyaanku" pinta namja itu dengan tatapan teduh.

Sebagai imbalan sekaligus ungkapan terima kasih atas kue beras pemberiannya. Kamu mengangguk setuju, kamu berpikir "wawancara singkat sebelum mati", kamu mengangguk dan namja itu dengan segera melepas tanganmu kasar.

Ekspresinya kembali datar dan menyebalkan "seharusnya kamu menjawab iya dan mengangguk" bentaknya dengan menghentak-hentakkan kakinya.

Kamu benar-benar bingung apa yang harus kamu lakukan dengan namja ini. Matanya melotot, gigi-giinya bergemeretak, dia mengacak rambutnya frustasi.

"katakan IYA!!" bentaknya lagi.

Kamu hanya pasrah dan menuruti perintahnya "YA"

"itu lebih baik" ungkapnya senang dengan senyum yang cerah. Cukup menyulitkan pikirmu pada namja ini.

"kenapa kamu ingin bunuh diri?" dia memulai pertanyaan pertama dengan pertanyaan yang benar-benar tak ingin kau jawab sekarang.

Kamu membuka bungkusan kue beras itu dan memakannya perlahan. Namja itu hanya diam menunggumu bicara sampai satu kue beras yang ada di tanganmu habis.

"memangnya kau siapa bertanya seperti itu?" tanyamu balik, namja itu kembali mengacak rambutnya dan mendecak kesal.

"aku Jung Il Woo!!" puas kau, cepat jawab pertanyaanku tadi, kau sudah berjanji!!"

"waah kita satu marga, aku juga Jung, Jung Na Rim, tapi maaf sepertinya aku tidak mau menjawabnya" jawabmu makin membuatnya frustasi.

Dia mendaratkan sebuah jitakan di kepalamu.

"darimana namamu bisa jadi Jung! Ayahmu Choi dan ibumu Kim! Jangan mengambil nama seenaknya!! Kau juga tidak punya suami ataupun kekasih! Bagaimana bisa namamu menjadi Jung Na Rim!! Kau itu Choi Hyun Ah!!" dia meneriakimu panjang lebar. Kau sedikit terswntak bagaimana bisa namja asing ini tahu tentang keluargamu??

"kau siapa? Apa kau guru konseling dari sekolah?" tanyamu sungguh penasaran, yang benar saja!!

"sudah kubilang!! Aku ini Jung Il Woo! Aku bukan siapapun!!" bentaknya lagi, sepertinya dia benar-benar frustasi dengan tingkahmu.

"bukan! Lalu darimana kau tahu tentang keluargaku! Siapa kamu sebenarnya!" bentakmu membalas.

Namja berambut keriting aneh itu terdiam, mendesah tertahan lalu kembali mendecak.

"apa kalau aku bilang siapa aku sebenarnya kau akan benar-benar menjawab pertanyaanku?" tawarnya serius.

"ya" jawabmu asal.

"tidak, jawabanmu tidak tulus"

"YA! Aku akan menjawabnya" katamu dengan keyakinan penuh. Namja itu tersenyum lalu membisikkan sesuatu yang benar-benar tak bisa terpikirkan oleh logika, dia bilang

"Aku Jung Il Woo, malaikat maut"

Selasa, 03 Januari 2012

MORE THAN LEMON TEA




cast :


Rida Hyunjoong as Kim hyunri


Taeyang (BIGBANG) as Dong Youngbae


Kwon Jiyong +other cast


Genre: freak romance


rating : ???


as your wish


it's for you lady ^_^


HOPE YOU LIKE IT EONNI ^^ #NGAREP :p hehe






enjoy reading


-#-#-#-


"Persetan kau Kwon Jiyong, hiks. . kau tahu, hatiku sakit, jantung ini remuk, bodoh! kau bodoh! bodoh! bodoh! Kau bodoh Kwon Jiyong! Aku benci kau!"


aku tak tahu apa yang ada di pikiranmu. . brengsek, apa hanya 36, 24, 34 saja yang ada di pikiranmu?? ha?? Kau pikir semua wanita sesempurna itu?? Sial!! Aku benci kau Kwon Jiyong!! Membencimu. . . benci sekali, tapi juga mencintaimu. .


-#-#-#-






Hyunri berjalan sempoyongan, ditenggaknya sekali lagi wine yang tinggal setengah botol itu. Sesekali ia terjatuh dan tersungkur, tubuhnya terjerembab ke tanah, tapi ia bangkit lagi, menangis, menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, lalu tertawa, tawa kepedihan akan hancurnya hatinya. Pecahan jiwanya yang dirontokkan oleh cintanya yang tak terbalaskan, kepedihan yang nyata. . .






Tubuhnya roboh lagi di tangga stasiun kereta api bawah tanah. Dia merasa tak sanggup berdiri lagi, ditenggelamkannya kepalanya dibalik mantelnya, Hyunri menangis sejadi-jadinya. Tak ada yang menghiraukannya?? tentu saja, ini sudah pukul 2 dini hari, semua orang sudah terlelap di tempat tidur mereka yang nyaman. Hyunri menenggak wine-nya sampai habis, dibenturkannya botol wine itu ke dinding, sampai pecah menjadi kepingan-kepingan tajam yang cantik. Pikiran Hyunri kalut, ia bingung, marah, dan sedih, Kwon Jiyong, pria yang selama 5 tahun terakhir ini menemaninya, menghempaskannya begitu saja, membuang, dan tak menghiraukannya lagi.


Diambilnya serpihan botol wine-nya yang lumayan besar dan tajam. Hyunri tersenyum janggal.


"Selamat tinggal semuanya. . "


Sebelum dia sempat menggoreskan serpihan botol itu ke pergelangan tangannya. Tubuhnya lebih dulu limbung, kepalanya sangat pusing, dan ia mabuk. Seorang pria dengan sigap menolongnya, kesadaran Hyunri hilang saat itu juga. Pria itu menggendong tubuh mungil Hyunri, "Kau masih seperti anak kecil ya, Nona Kim-ku"






-#-#-#-


"Aakh, kepalaku sakit sekali, kenapa pusing sekali??" Hyunri menelisik ke balik gorden kamarnya, matahari telah meninggi.


"Aku, bisa ada disini?" tanyanya bingung pada dirinya sendiri. Bajunya telah berganti dengan gaun tidur miliknya. Sebenarnya, dia tak mengingat apapun yang terjadi, semalam, ataupun malam sebelumnya.


Dihabiskannya air putih di meja riasnya. Hidungnya mencium aroma yang khas dari luar kamarnya, aroma yang terasa seperti sempat terlupakan.


Dengan langkah yang masih sempoyongan, dia berjalan ke ruang makan apartemennya. Semangkuk bubur kimchi hangat?? salah, salah, itu 2 mangkuk. . Dia sangat bingung, apalagi ruang makannya tiba-tiba jadi sangat rapi. Dia pikir kalau yang membuat ini semua Jaehyun, sahabatnya, pasti ada sesuatu yang salah dengan otaknya.






Klick! #dor's voice#


Pintu apartemennya dibuka seseorang dari luar. Tampak seorang pria dengan rambut yang unik, mohawk mungkin, dan jaket kulit berkesan klasik masuk dengan senyuman hangat ke arahnya. Dengan tenang pria itu berjalan ke arah ruang makan, dia membawa sekantung kecil belanjaan. Pria itu menarik kursi untuk Hyunri dan kursi disamping Hyunri utnuknya. Dikeluarkannya 2 kaleng lemon tea dari kantong belanjaanya, 1 diletakkan di tempat Hyunri, satu lagi untuknya.


"kau sudah bangun? ini untukmu, selamat makan ", ujar pria itu memulai suapan pertamanya. Hyunri duduk dengan sedikit bingung di samping pria itu. Tanpa banyak bicara Hyunri melakukan perintah pria itu. Dia juga merasa sangat lapar.


Sampai 10 menit berlalu, suasana masih hening. Keduanya tampak grogi dan tak nyaman dengan keadaan yang seperti ini. Hyunri mencoba menenangkan dirinya. Dibukanya kaleng lemon tea-nya dan mulai meminumnya. "itu. . lemon tea hangat", gumam pria itu.


Hyunri, entah karena apa terkejut dengan kata-kata itu., ia tersedak dan memuntahkan lemon tea dari mulutnya. Dan dengan cepat pria itu memberinya air putih, Hyunri segera menyembar air itu.


"pelan-pelan saja. .", Pria itu menepuk-nepuk ringan punggung Hyunri sampai Hyunri tenang. Setelah sekian detik, suasana kembali hening. Hyunri tak melanjutkan acara makannya, buburnya ketumpahan banyak lemon tea. Pikirannya kembali bingung dan kalut.


"kau siapa?" tanyanya akhirnya. Pria itu tersenyum manis.


"kau pikir aku siapa? apa kau lupa? melupakanku?", pertanyaan dijawab dengan pertanyaan. Hyunri benci hal itu, semakin membuatnya bingung.


"lupa? tidak, aku tidak mengenalmu." jawab Hyunri singkat.


Pria itu menghela nafas panjang, didekatkannya kursinya ke arah Hyunri. "baiklah, aku Dong Young Bae, tetangga barumu, salam kenal yah, mohon bantuannya. ."






Hyunri sedikit bingung, tapi dia langsung ingat etika berkenalan.


"A, aku Kim Hyunri." "aku sudah tahu." sela pria bernama Youngbae itu.


"kau pingsan di stasiun semalm, aku yang membawamu pulang, aku tak tahu kalau kau ternyata tetanggaku juga. Maaf telah lancang masuk ke apartemenmu. ." Youngbae menganggukkan kepalanya singkat, bibirnya menyunggingkan senyum termanis yang pernah dilihat Hyunri. Hyunri jadi tersipu, dengan cepat ia menundukkan wajahnya.






"A. .ah iya, harusnya aku yang minta maaf telah merepotkanmu, terima kasih banyak ya. ." Youngbae mengacak lembut rambut Hyunri. "sam-sama nona manis."


Youngbae berdiri dengan membawa kaleng lemon tea-nya.


"Aku pulang dulu ya, aku akan kembali besok" Youngbae keluar dari apartemen Hyunri, meninggalkan Hyunri sendirian dengan kekacauan yang telah dibuat Hyunri. Hyunri masih tak percaya, dia telah diselamatkan oleh pria tampan yang tak lain adalah tetangga barunya sendiri.


Hyunri menari-nari senang dengan kaleng lemon teanya. Ia merasa tidak waras sekarang, tapi, sudahlah dia memang tak waras. Ia lupa akan segalanya, termasuk patah hatinya pada Jiyong semalam. Tapi, sedetik berikutnya ia langsung terduduk lemas. "kalau ia yang menyelamatkanku, berarti. . " Hyunri mengacak-acak rambutnya






-#-#-#-


Kalau begitu ia juga yang mengganti bajuku kan??!! @.@ Lalu, lemon tea hangat. Dari mana dia tahu itu semua? Lemon tea hangat, itu cinta pertamanya. .






-#-#-#-


Selama seminggu penuh Youngbae tak pernah sekalipun absen berkunjung ke apartemen Hyunri., tidak lupa dengan lemon tea hangat untuk mereka berdua. Mereka bercerita tentang banyak hal, termasuk patah hati Hyunri pada Kwon Jiyong yang membuatnya mabuk tempo hari dan Jaehyun, sahabat Hyunri yang ada tugas sebulan di Busan.


Tapi, setiap Hyunri mulai bertanya tentang lemon tea hangatnya, Youngbae segera mengalihkan pembicaraan. Hyunri agak penasaran memang, tapi, setiap orang punya rahasia bukan?? mungkin Younbae memang ingin merahasiakan tentang lemon tea hangat itu.






-#-#-#-


KRINGG!! #Hyunri's bell#


"YA, tunggu sebentar"


Hyunri membuka pintu apartemennya.


"Selamat malam Hyunri. . " Disana berdiri sesosok Youngbae dengan setelan dan mantel musim gugur yang chic, Youngbae sangat keren. Sanggup membuat gadis manapun terpesona akan penampilannya malam ini.


Sampai hitungan ke 3 Hyunri tak mengedipkan matanya. Sampai hitungan ke 5 pun Hyunri tak sanggup mengambil nafas.


"Hyunri`ah. . kau tak apa??" Youngbae melambai-lambaikan tangannya di depan muka Hyunri.


"Ah, anni, masuklah. ." dengan cepat Hyunri membalikkan tubuhnya, menyembunyikan wajahnya yang memerah. Tapi Youngbae segera menarik tangannya "Aku tunggu disini, ganti bajumu, kita keluar malam ini. ."


Hyunri hanya mengangguk pelan dan menuruti permintaan Youngbae."


-#-#-#-






"Youngbae, ada perlu apa kita keluar malam-malam begini??" Hyunri mendekap tubuhnya erat, dikencangkannya hoodie yg dipakainya.


Youngbae hanya diam dan berjalan mendekati Hyunri. Youngbae merangkulkan tangannya di bahu Hyunri dari samping.


"kau kedinginan bukan??" tanya Youngbae hangat, ia mengusap-usap lembut lengan Hyunri. Itu membuat Hyunri tersipu dengan mukanya yang memerah.






"Hyunri~ah"


"Ya??" Hyunri memasang wajah yang sangat imut dan menggemaskan.


"Kenapa mukamu seperti itu" sekarang Youngbae yang jadi tersipu.


"Oh, maaf, memangnya ada apa Youngbae~ah??"


"Eh,. kau benar-benar lupa siapa aku??" Youngbae mengekspresikan wajah serius.


"Aku tak pernah bertemu denganmu sebelumnya, mungkin kita pernah bertemu tapi aku tak pernah mengenalimu. . Maaf. . tapi ada apa sebenarnya Youngbae??" Hyunri jadi tak enak hati dengan Youngbae karena, Youngbae telah 3kali menanyakan hal sama selama 2 minggu ini mereka berkenalan dan Hyunri tak bisa mengingat apapun tentang Youngbae dan siapa Youngbae sebenarnya. Youngbae pun tak pernah memberi petunjuk apapun tentang dirinya pada Hyunri.






"tidak, bukan apapun, lupakan saja." lepas Youngbae dengan nafas berat.


Hyunri menghentikan langkahnya, melepas rangkulan Youngbae, "katakanlah, kumohon, apa yang sebenarnya?? siapa dirimu sebenarnya Youngbae?". Tatapan Hyunri menghujam tajam ke arah Youngbae, Youngbae pun demikian matanya pun balik menghujam ke arah Hyunri.


"kau mau tahu yang sebenarnya?"


"ya, yang sebenarnya, tentang semuanya"


"semuanya?" tantang Youngbae dengan dagu yang sedikit diangkat.


"semuanya Youngbae~ah, semua tentangmu, semua yang kau tahu tentang aku, dan mungkin kenangan kita? aku tak tahu"


Youngbae menundukkan kepalanya, tatapannya jadi lebih lembut ke arah Hyunri. "aku menyukaimu Hyunri~ah, sangat menyayangimu. ." Youngbae memeluk Hyunri hangat, dengan sepenuh hatinya, setetes air matanya menetes membasahi pipi mulusnya, dia merasakan setetes embun menjernihkan jiwanya, setelah sekian lama dia menantikan saat-saat seperti ini, akhirnya dia bisa menyatakannya pada Hyunri.






Hyunri tidak berkutik, dia hanya diam, pandangan matanya menatap dingin dan kosong ke objek tak jelas. Hatinya tak tergerak untuk membalas pelukan Youngbae.






-#-#-#-


apa maksudmu Youngbae~ah? apa maumu? aku tak mengerti, aku tak mengenalmu sebelumnya? menyukaiku? apa kau tak salah?? menyukai gadis pemabuk yang kau selamatkan?


aku masih mencintai Kwon Jiyong, dia tetap ada di sini, di hatiku, meskipun dia telah menyakitiku, aku memang gadis bodoh






-#-#-#-






"apa kau benar-benar lupa Hyunri? padaku? apa kau lupa semuanya Hyunri? tentangku? apa kau benar-benar tak bisa mengingat kenangan-kenangan itu Hyunri? bersamaku? kita. . " kata-kata Youngbae terputus, berganti dengan desahan karena tangis yang tak terbendung.


"Maaf, Youngbae~ah, tolong jangan begini banyak orang yang melihat, kau bisa berhenti?" Hyunri mulai merasa tak enak hati dengan orang-orang lewat yang melihat mereka dengan tatapan heran.


"tidak bisa, tidak akan bisa, sampai kauingat tentang semuanya."


"tapi kau tak memberi petunjuk apapun Youngbae~ah" Hyunri tetap tak bergerak dalam pelukan Youngbae yang makin erat.


"aku telah memberimu petunjuk, setiap hari, setiap kita bertemu, apa kau tidak merasakannya??" Youngbae mulai mengendurkan pelukannya.


"tidak" jawab Hyunri lugu.


"kau memang tidak peka ya, nona Limunku" Youngbae melepaskan pelukannya dan mengacak-acak kepala Hyunri yang tertutup tudung Hoodienya.


Hyunri hanya terlihat bingung, seperti merasakan De Javu yang menyelimuti jiwanya. mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu, saat-saat yang masih terekam baik seakan melintas di depan matanya.


"kau?"






"kau tahu aku akan menjagamu sweetie, jadi biarkan aku merasakanmu, right??" suara yang sangat dikenali Hyunri, kata-kata yang sama seperti yang pernah ia dengar dulu, yang membuat ia jadi gila seperti sekarang ini, orang yang sama! Kwon Jiyong!






mata Hyunri mencari-cari arah suara itu, Kwon JIyong! dengan gadis yang. . oh, Tuhan itu Jaehyun, sahabatnya sendiri!!!






"Kwon Jiyong!!" teriak Hyunri mendekat ke arah Jiyong.










PLAAKKK!! tamparan keras mendarat di pipi Hyunri. "aaah!" lenguh Hyunri kesakitan, dia tersungkur ke tanah.


"jangan tampakkan mukamu di depanku lagi! aku muak denganmu!" Jiyong mengacuhkan Hyunri, Jaehyun pun tak bisa berbuat apapun setelah Jiyong menarik tangannya keras untuk pergi bersamanya, meninggalkan Hyunri dengan tangis yang pecah setelahnya.






"Hyunri~ah!" Youngbae yang sempat terlupakan karena kekagetan dan sikap refleks Hyunri begitu melihat Jiyong segera menghampirinya, membantunya berdiri dan membawanya duduk di kursi taman dekat situ.






"kau tak apa?" tanya Youngbae cemas, Hyunri hanya diam, tangannya terus-menerus mengelusi pipinya yang memanas akibat tamparan Jiyong. Air matanya tak berhenti mengalir.


"tunggu sebentar ya" Youngbae menepuk ringan pundak Hyunri lalu meninggalkannya pergi ke suatu tempat.






tak lama kemudian, Youngbae kembali dengan membawa 2 kaleng Lemon Tea.






"lemon tea hangat, tenangkan dulu dirimu" ucap Youngbae sambil memberikan 1 kaleng lemontea yang sudah terbuka pada Hyunri.


Hyunri hanya mengangguk pelan, dan mulai meminumnya, Hyunri meminum lemon tea itu sampai habis, senada dengan tangisannya yang juga mulai berhenti mengalir.


"AAaahhs. . "


"Sudah lega?"


"Ya" jawab Hyunri dengan senyum yang mengembang di bibir kecilnya, Youngbae membalas senyuman itu dengan senyum yg lebih hangat lagi. Dan mereka tertawa bersama. .






"Kau sudah lebih baik bukan??" tanya Youngbae hati-hati.


"YAh, tentu saja. . "


"Youngbae~ah!"seru Hyunri mengagetkan.


"ya??"


"maaf yah, tadi aku tiba-tiba saja meninggalkanmu, aku minta maaf sekali. . dan terima kasih lemon tea-nya. . ini sangat membantu. ." ujar Hyunri sambil mengedipkan satu matany dan mengangkat kaleng Lemontea kosongnya, menggemaskan.


"kau mau tahu sesuatu?"


"apa?"


"Lemon Tea itu petunjuknya. . " kata Youngbae akhirnya.


"Eh??"










before story


13 tahun yang lalu


"Aah, sakiit! tolong hentikan!"teriakan seorang gadis umur 5 tahun menggema di bawah jembatan sungai han.


"Hahahaha! bocah seperti kau memang pantas disakiti bukan?? salahmu sendiri! Dasar anak penipu!" Seorang gadis yang terlihat lebih tua 1 tahun umurnya dari gadis itu meludahi gadis kecil itu.


"YA!! gara-gara orang tuamu itu, kami jadi miskin seperti sekarang ini! coba kalau ayahmu tak memberikan proyek-proyek bodoh itu kepada ayah kami, hidup kami tak akan seperti ini!" ujar bocah laki-laki yang terlihat berumur 10 tahun.


"TIDAAKKK!! ayahku tak seperti itu! dia hanya dibohongi temannya" teriak gadis umur 5 tahun itu di antara tangisnya.


"Persetan! alasanmu selalu dibuat-buat!" bocah laki-laki yang lain menendang kaki gadis umur 5 tahun itu.


"AAAARghh!!"






"Hentikan!" seorang bocah berumur 7 tahunan datang dengan membawa tongkat kayu kecil.


"Hei! siapa kau! beraninya mencampuri urusan kami!"


"KAlian kenapa harus menyakiti nona manis itu! Apa orang tua kalian yang mengajarinya?" tantang bocah 7 tahun itu.


"Sialan! Hei Yoo Shin ! habisi dia!!" perintah bocah paling besar di antara mereka semua.






satu-persatu anak-anak yang mengganggu gadis kecil itu babk-belur akibat ulah si Bocah 7 tahun penyelamat itu.


"lihat kau! Esok hari tak akan kuampuni kau!" kata salah satu diantara bocah-bocah pengganggu itu.


"silahkan saja, aku tak takut" ledek bocah 'penyelamat itu'






Bocah 'penyelamat' itu mengangkat tubuh gadis 5 tahun itu dengan hati-hati, menggendongnya di belakang dan membawanya berjalan ke sebuah toko kelontong.


"sebentar ya, kau tunggu di sini dulu. . "


setelah itu bocah'penyelamat itu kembali dengan membawa 2 kaleng lemon tea hangat


"ini untukmu" katanya menawari gadis kecil itu.


"terimakasih ya. ."


"sama-sama" kata bocah 'penyelamat itu dengan senyum yang hangat sehangat lemon teanya.


"siapa namamu?" tanya bocah penyelamat itu .


"NA neun Kim Hyunri"


"Kim Hyunri yaah :) kau anak tuan Kim Hyunjoong bukan?"


"ya" jawab Hyunri singkat, nada bicaranya sangat lemah, menandakan sesuatu yang sangat menyedihkan.


"ayahmu orang hebat. ."


"eh?" Hyunri tertegun sejenak mendengar kata yang kluar dari bocah laki-laki itu, "Dia tuan yang hebat, niatnya membantu orang sekitar sini, dia memberi bantuan pada banyak keluarga awalnya, pada ayahku juga, kau tahu, karena proyek yang diberikan oleh ayahmu, ayhku bisa memasukkanku ke sekolah Judo dan memberikanku uang untuk belajar menari lebih banyak lagi, itu semua sangat membantu dan membuatku merasa senang, tapi aku tahu apa yang kau pikirkan sekarang, kau merasa terjebak dan ketakutan bukan? tidak banyak yang tahu bahwa ayahmu ditipu oleh temannya, kebanyakan juga yang tahu merasa itu hanya alasan ayahmu saja, tapi aku percaya, aku percaya ayahmu orang baik, aku percaya dia sangat menyayangimu, dan aku tahu dia melakukan semuanya juga untukmu bukan? makanya aku bilang dia "Ayah yang Hebat"


Hyunri tidak percaya dengan apa yang dikatakan bocah yang umurnya lebih tua darinya itu, kekagetannya semakin menjadi saat bocah laki-laki itu memeluknya.


"Perkenalkan nona manis, aku Dong Youngbae, yang mulai saat ini akan menjagamu, menjadi matahari (taeyang) bagimu, yang akan terus menghangatkan hidupmu, jangan khawatir, jika ada yang mengganggumu lagi, aku kan tetap berada di sisimu, untuk menjagamu, di saat aku jauh, tetaplah merasa aku ada di sisimu, menjagamu, di dalam hatimu" Bocah bernama Youngbae itu melepaskan pelukannya pada Hyunri, muka keduanya memerah, ada rasa malu dan sayang di dalamnya.






"Eehm, iya terima kasih, terima kasih atas seluruh bantuanmu oppa, lemon tea hangatmu juga"


"Iya, dan muulai saat ini kupanggil kau "Nona Limun" yaah" kata Youngbae ceria.


"Dan kau "oppa Teh"-ku^^" mereka tertawa bersama, menghabiskan sore itu dengan canda dan kasih sayang. Hyunri tidak pernah merasa kebahagiaan seperti ini semenjak ayahnya tersandung masalah itu.


Youngbae mengantar Hyunri pulang saat senja sudah di depan mata.


"Oppa Teh terima kasih yah, kau menyenangkan."


"Kau terlalu banyak berterima kasih Nona Limun^^ besok kita bermain lagi yah, di bawah jembatan itu lagi, seperti tadi^^"


"iya Oppa"


"janji??"


"Aku Berjanji^^"


"sampai jumpa lagi Hyunri Limunku"


"zSelamat tinggal Oppa:)"






Hyunri masuk ke dalam rumahnya dan melihat semuanya sudah kosong, dilihatnya ayahnya Kim Hyunjoong dengan wajah yang polos khas gadis umur 5 tahun.


"Ada apa ini Appa??"


"Kita harus pindah sayang, keadaan tidak pernah mendukung kita untuk tetap tinggal disini, bersiaplah, kita akan pergi malam ini"










**********


"Esok sorenya aku menunggumu di bawah jembatan sungai Han sampai malam, tapi kau tak kunjung datang, aku ke rumahmu dan yang kutemukan hanya rumah kosong dengan tulisan "DISITA" di depannya, aku bertanya ke tetanggamu, dan aku hanya mendapat jawaban "dia sudah pergi", sampai 13 tahun ini aku tetap menunggu dan mencarimu, sampai akhirnya aku mendapatkan pekerjaan dan apartemen di Seoul. Dan bertemu denganmu 2 minggu yang lalu dengan keadaan mabuk, awalnya aku kira kau hanya sama nama saja dengan "Nona Limun-ku" tapi setelah aku melihat foto masa kecilmu dan ayahmu menggantung di dinding apartemenmu, aku yakin kau adalah "Nona Limunku" KIm Hyunri. . ." Youngbae menceritakan kisah kecil tapi berharga baginya itu air matanya yang tertahan.






Pipi Hyunri sudah basah oleh air matanya, "Kau, Oppa Teh-ku??" "iya "nona LImunku""


Hyunri bukan menangisi tamparan Jiyong tadi, tapi dia bersyukur, takdirnya telah kembali.


Cinta pertamanya pada Dong Youngbae, lemon tea hangat pertama-nya dengan kasih sayang yang tulus dari bocah 'penyelamat' 13 tahun yang lalu.






"Aku menyayangimu Oppa. ." pertahanan Hyunri runtuh, dipeluknya Youngbae di sampingnya, pelukan terhangat setelah sekian lama ia tak pernah mendapatkannya. Takdir yang menautkan merka dan genggaman kasih yang luas, tetesan hangat setiap lemon tea yang memiliki kesan tersendiri di sudut jiwanya.


"Aku juga Hyunri, aku lebih dari menyayangimu, aku mencintaimu, dan aku mengerti itu hal yang sulit saat aku mengatakannya. Kita hanya teman masa kecil yang hanya dekat dalam satu hari saja bukan?? tapi kau lebih dari teman masa kecilku Hyunri~ah kau cinta pertamaku. ."






Semuanya serasa terhenti, rasa haru menyelimuti mereka, Hyunri merasa bersyukur sekali, di saat seperti ini saat Kwon Jiyong kekasihnya bermain dengan gadis lain, dan saat ia tahu gadis itu adalah sahabatnya sendiri Kwon Jaehyun, ia merasa sangat sakit tapi sekarang dia bertemu dengan Dong Youngbae, bocah 'penyelamat' cinta pertamanya.






"terima kasih 'Oppa Limun"-ku kau telah menyelamatkanku lagi, seperti dulu. . "


"Aku tak minta ucapan terima kasih Hyunri~ah"Youngbae melepas pelukan Hyunri.


"lalu?" Hyunri mengusap air matanya dengan malu , kenapa dia harus memeluk Youngbae duluan??


"HAtimu. . "


"Eh?"


"Aku inginkan hatimu untuk menghangatkanku, sebagai ganti terima kasihmu padaku, menjaga agar aku tak sakit lagi karena kau tinggal pergi dulu, dan aku akan berikan hatiku untukmu, hati yang harus kau jaga, ini memang sulit sepertinya untukmu, bayangan namja itu sulit untuk hilang dari pikiranmu bukan? tapi aku mohon setidaknya minumlah Lemon Tea hangatku setiap hari, tersenyum untukku, meskipun di hatimu belum ada aku, aku akan tetap menunggu, seperti 13 tahun yang lalu saat aku terus menunggu dan mencarimu.. . Aku mencintaimu Hyunri, jangan pergi lagi, jangan pindah lagi, jangan berpindah di hati lain lagi, tetaplah di sini, di hatiku, selama 13 tahun ke depan dan seterusnya, aku akan menjagamu, menyayangimu seperti ayahmu menyayangimu, menghangatkanmu seperti matahari di musim semi, menjadi Oppa Tehmu yang selalu butuh Nona Limunku yang bersatu dalam sekaleng penuh cinta, kau Hyunri, Hanya Kau yang kupikirkan selama 13 tahun ini. . " Youngbae bernafas lega setelah dengan lancar mengungkapkan perasaannya yang tertahan selama 13 tahun itu.






Mereka berdua terdiam di bangku taman itu selama beberapa lama, bergulat dengan pikiran masing-masing.


"Oppa Teh??"


"YA nona Limun??"


"Aku mencintaimu, dan akan berusaha untuk membuatmu tetap di hatiku"






















******End of a bad story********








"Gomawo for All ^_^