FILOSOFI KOPI (COFFEE PHILOSOPHY)

" KOPI adalah minuman paling jujur "
"COFFEE is the most honest beverage"

WELCOME TO OUR BLOG. .

Minggu, 18 November 2012

Ke-aku-anku



Bagaimana? Kamu mau jadi siapa kali ini?
 Aku mau jadi aku saja, aku dengan ke-aku-anku

Tidak menyesal? Tidak semua orang suka dengan kamu

Dengan aku atau ke-aku-anku?

Entahlah, terkadang ada saja yang tidak suka dengan sudut pandang ‘aku’

Diamlah, aku mau jadi diriku sendiri

Bagaimana dengan kata orang?

Biarkan aku, menjadi ‘aku’, masa bodoh dengan kata orang, tidak suka? Pergi saja

Dasar keras kepala

Tidak suka?

Bukan

Lalu?

Aku merasa kalah dengan ke-aku-anmu

@@@@@@@@

            Cuma sampah, aku pikir aku masih berharga. Cuma gegara masalah, aku sudah tidak ada artinya.

Sekedar cerita, sebagai manusia kita punya tanggung jawab atas diri kita sendiri. Atas nyawa, atas akal, atas hati, atas hidup dan nafas yang telah Dia beri tanpa henti.

Itu alasannya. Kenapa kita tidak pernah bisa menyalahkan orang lain atas apa yang telah kita lakukan. Sebenarnya bukan itu yang mau aku katakan, tapi itu sulit. Yah, kamu mengerti manusia? Sangat rumit.

Di sebuah kisah dikisahkan bahwa, jika aku melakukan kesalahan yang bukan atas namaku, aku akan tetap jadi tersangka karena aku yang melakukannya. Ya! Itu maksudku. Berbuat baik di mataku tidak tentu itu baik di matamu juga bukan?

Cuma tentang batas relatif manusia sebagai manusia. Terkadang kita lupa dan merasa punya segalanya, bisa segalanya. Seperti Tuhan saja. Padahal Tuhan beri kita hidup untuk me-manusia-kan manusia kan?

Sekarang aku tertidur, beratap langit beralas tanah. Jadi ma-nu-si-a. Yang punya kasta terendah dan martabat paling bawah. Aku di dasar. Ada angin aku ikut, ada ombak aku hanyut. Tidak punya bahu untuk menangis ataupun lengan untuk berpegang. Hanya seseorang yang terombang-ambing ikuti arus waktu yang tentu.

Ada kalanya sepi itu datang dan membunuh puing-puing diri yang tersisa. Rasanya sakit. Kesepian itu mengerikan. Memenjarakan aku dalam diam dan menghancurkanku diam-diam.

Lalu saat itu datang cinta. Aku jatuh dan tidak merasakan sakit sama sekali. Ada bahagia yang menggelegak dan memenuhi rongga-rongga dalam jiwa. Aku terlena, manusia itu mudah sekali terlena. Kata orang ada ‘3 TA’ yang harus hati-hati karenanya. Harta, tahta, wanita. Tapi bagiku itu berbeda. ‘3TA’ itu cinta, harta, tahta. Kalian harus tahu bagaimana cinta bisa melakukan apa saja.

Ya, cinta memang bisa melakukan apa saja. Termasuk seperti sekarang. Membunuhku, menjatuhkanku ke jurang paling dalam, merusak namaku, menghilangkan akal sehat. Sejak kapan cinta menggunakan logika? Hei! Dia itu 100% perasaan.

Tapi sekarang, karena semua telah berakhir dan semua telah berubah. Karena chemistry tak lagi bekerja dan kenangan terlalu mudah untuk lupa. Itu semua telah menyadarkanku. Bahwa memang tidak ada cinta yang bisa memberiku kasih tanpa sakit.

Tapi ini semua adalah pelajaran. Karena memang sekarang tidak ada sepi yang perlu saya sesali, kosong yang perlu saya isi, ataupun memori yang dikenang kembali. Aku sudah bebas. Dengan pelajaran berharga agar bisa bangkit lagi. Aku yang masih angkuh dengan ke-aku-anku. Aku yang belajar dari bawah lagi. Belajar cinta dengan angka nol lagi.

Aku yang di sini. Masih berdiri. Dengan luka yang masih basah.

Aku Aulia Narina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar